Tema 7 Subtema 1 PB 5 dan 6


Senin, 12 Februari 2024

 Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 5 dan 6

 
                                    MUATAN TEMATIK   V.A
GURU KELAS : FITRI DARYANI,S.Pd

Good morning my student....

Tabik pun ,,,!!

Apa kabar anak sholeh sholehah kelas 5 A ,Alhamdulillah semoga kita semua dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Sebelum belajar pastikan sudah sarapan, mendengarkan tausiah serta pahami  isinya, shalat dhuha dan membaca Al Qur'an.Hari ini kita akan belajar materi  Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 5 dan 6

Muatan IPA ( KD 3. 7, 4.7), Bahasa Indonesia (KD 3.5, 4. 5), SBdP (KD 3. 2, 4.2), PPKn ( KD 3. 3, 4.3)

Tujuan Pembelajaran :

1.    Setelah membaca teks, peserta didik dapat mengidentifikasi dampak peristiwa Sumpah Pemuda 1928 secara tepat.

2.    Setelah membaca materi, peserta didik dapat menjelaskan peristiwa Kongres Perempuan Indonesia secara benar.

3.    Setelah membaca materi, peserta didik dapat mengidentifikasi sikap dan perilaku yang tepat dalam menghadapi keragaman dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab.

4.    Setelah membaca teks, peserta didik dapat mengetahui peristiwa mengembun dan menyublim.

5.    Setelah membaca teks, peserta didik dapat menyanyikan lagu dengan memperhatikan ketepatan nada dan tempo secara benar.

 

Muatan Bahasa Indonesia (KD 3.5, 4. 5)

Mengidentifikasi teks narasi dari dampak peristiwa sumpah pemuda 1928

Dampak Peristiwa Sumpah Pemuda 1928
Pada tanggal 28 Oktober 1928, suatu tekad yang sangat penting bagi penguatan konsep wawasan kebangsaan Indonesia telah diikrarkan. Ikrar tersebut merupakan modal yang sangat berharga bagi terbentuknya Negara kesatuan. Tekad untuk bersatu dan mengesampingkan alasan-alasan
kedaerahan, kesukuan, keturunan, keagamaan, dan golongan. Namun, persatuan itu tetap dalam kerangka saling menghormati dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Kesemuanya bersatu padu dan melebur dalam ikrar Sumpah Pemuda. Sejak peristiwa Sumpah Pemuda 1928, dunia dikejutkan oleh kemampuan dan kebulatan tekad bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam sebuah ikatan kebangsaan. Pengaruhnya pun sangat besar bagi organisasi pergerakan. Organisasi-organisasi politik yang lahir setelah peristiwa Sumpah Pemuda semuanya memakai kata “Indonesia” dalam namanya. Begitu pun dengan organisasi yang masih bersifat kedaerahan mulai memproses untuk bersatu dalam satu wadah, yaitu Organisasi Indonesia Muda. Adapun tujuannya adalah untuk mempererat tali persatuan segenap pemuda yang berbangsa, berbahasa, dan bertanah air Indonesia.

Peristiwa Sumpah Pemuda telah membawa kesadaran dalam diri setiap orang akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam sebuah bangsa. Penyatuan berbagai sifat kedaerahan menjadi sifat nasional terus dilakukan. Peristiwa Sumpah Pemuda menegaskan rasa senasib sepenanggungan
sebagai satu bangsa. Rasa inilah yang kemudian menyebabkan timbulnya semangat persatuan untuk membentuk sebuah negara kesatuan. 
Suasana hening dan khidmat ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan pada peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Terlihat W. R. Supratman dengan gesekan biolanya mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Sementara para pengurus yang terdiri atas enam orang pemuda dan semua peserta dengan penuh khidmat turut mendengarkan.

Menjelaskan kembali teks narasi dari Kongres pemuda Indonesia

Kongres Perempuan Indonesia
Kongres Perempuan Indonesia berlangsung tiga kali. Pada tanggal 22 Agustus 1928 di Yogyakarta, diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia I. Kongres ini diikuti berbagai wakil organisasi wanita di antaranya Ny. Sukamto, Ny. Ki Hajar Dewantara, dan Nona Suyatin. Kongres berhasil membentuk Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI). Kongres itu juga berhasil merumuskan tujuan mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan wanita Indonesia serta mengadakan gabungan atau perikatan di antara perkumpulan wanita. Pada tangal 28–31 Desember 1929, PPI mengadakan kongres di Jakarta dan mengubah nama PPI menjadi PPII
(Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia). Tanggal 20–24 Juli 1935, diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta dipimpin oleh Ny. Sri Mangunsarkoro. Kongres tersebut membahas masalah perburuhan perempuan, pemberantasan buta huruf, dan perkawinan.
Kongres Perempuan III berlangsung di Bandung tanggal 23–28 Juli 1938 dipimpin oleh Ny. Emma Puradireja, membicarakan hak pilih dan dipilih bagi wanita di badan perwakilan. Dalam kongres tersebut, disetujui RUU tentang perkawinan modern yang disusun oleh Ny. Maria Ulfah dan disepakati tanggal lahir PPI 22 Desember sebagai Hari Ibu.

 

Muatan IPA ( KD 3. 7, 4.7)

Peristiwa Mengembun dan Menyublim
Selain peristiwa mencair, membeku, dan menguap, masih terdapat dua peristiwa perubahan wujud benda. Perubahan wujud benda yang dimaksud adalah mengembun dan menyublim. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair. Peristiwa ini merupakan kebalikan dari peristiwa menguap. Pada waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor karena terjadi penurunan suhu di sekitarnya. Peristiwa sehari-hari yang mudah kamu jumpai antara lain
peristiwa pengembunan yang terjadi di pagi hari. Meskipun pada malam sebelumnya tidak terjadi hujan, tetapi pada pagi hari, terdapat tetesan air pada tanaman yang berada di luar. Kamu juga dapat menjumpai beberapa tempat terasa lembap oleh air. Peristiwa mengembun ini terjadi karena uap air dalam udara menyentuh permukaan seperti permukaan daun atau permukaan yang lainnya. Menyublim merupakan peristiwa berubahnya wujud zat padat menjadi gas. Mengkristal adalah perubahan wujud gas menjadi padat. Peristiwa “lenyapnya” kapur barus yang diletakkan di dalam lemari sering dijadikan contoh peristiwa menyublim. Contoh peristiwa ini terjadi pada saat uap iodium yang mengkristal menjadi padatan pada saat didinginkan pada suhu tertentu.

Muatan PPKn ( KD 3. 3, 4.3)

mengidentifikasi sikap dan perilaku yang tepat dalam menghadapi keragaman dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab.

Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh
Dengan mempelajari sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah, khususnya peristiwa Sumpah Pemuda, banyak pelajaran yang kita petik. Kita menjadi tahu bahwa persatuan dan kesatuan memiliki arti penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai perlawanan yang bersifat kedaerahan selalu saja gagal dalam mengusir penjajah. Bangsa kita pun mudah diadu domba. Dengan demikian, tepat kiranya pepatah ”bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Persatuan dan kesatuan dapat kita wujudkan dengan membina kerukunan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Selain itu, pola hidup gotong royong juga harus senantiasa dilakukan oleh asyarakat.
Sekarang, ceritakan sikap dan perilakumu sehari-hari yang sudah menunjukkan nilai-nilai kerukunan hidup.

 

Persamaan hak dan kewajiban antara golongan pria dan wanita dalam bidang tertentu merupakan salah satu bentuk penerapan nilai-nilai Sumpah Pemuda dan Kongres Perempuan Indonesia. Dalam melakukan kegiatan demi kepentingan bangsa dan negara, setiap golongan memiliki hak dan kewajiban yang sama. Alasan-alasan yang bersifat kedaerahan, keagamaan, kesukuan, dan golongan harus dikesampingkan dengan tetap menghormati dan menghargai adanya perbedaan. Sikap tersebut juga berlaku dalam bidang kebudayaan. Kebudayaan nasional merupakan hasil dari akal budi seluruh bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam suku bangsa. Bahkan, kebudayaan nasional juga diatur dalam UUD 1945, bahwa “pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”. Dengan demikian, perkembangan dan pelestarian kebudayaan nasional menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan salah satu caranya karena kebudayaan daerah merupakan akar
dari kebudayaan nasional.

Upaya-upaya pengembangan dan pelestarian kebudayaan nasional yang lain adalah sebagai berikut.
1. Secara terus-menerus diadakan kegiatan pengenalan dan penyebaran budaya nasional kepada masyarakat.
2. Kegiatan penggalian situs-situs bersejarah dan pemeliharaan temuantemuan sejarah harus senantiasa digalakkan.
3. Pengembangan budaya daerah dan nasional melalui pendidikan dan pengajaran, misalnya menjadikan bahasa dan kesenian daerah sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib di sekolah-sekolah.
4. Senantiasa dikembangkan sikap menghormati kebudayaan sendiri dan kebudayaan daerah lain.
5. Mengenal dan mempelajari kebudayaan sendiri yang merupakan warisan leluhur.

 

Muatan SBdP (KD 3. 2, 4.2)

Tumbuhkan kesadaran dalam diri untuk cinta tanah air dengan menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa, dengan menggunakan tangga nada yang benar. Dan sebagai pemahaman kalian dalam memahami tangga nada.

Komentar

Postingan Populer